Daerah  

Mengenal Lebih Dekat Sosok Seorang As Edi Dan Juga Tokoh Restorasi Piaman Laweh Terhadap Persoalan Stanting

BMC Newss, Padang Pariaman-Salah satu tokoh masyarakat kabupaten Padang Pariaman, yang kerap disapa Ajo As Edi, yang juga salah satu tokoh pencetus program restorasi piaman laweh ketika di kunjungi dikediamannya nagari Kuranji Ilir, Kecamatan Sungai Limau, kabupaten Padang Pariaman sedikit bincang-bincang ringan bersama beliau tepatnya pada hari ini senin (12/2/24).

Sedikit menggelitik dari perbincangan tersebut beliau menyampaikan persoalan stanting ditengah-tengah masyarakat kabupaten Padang Pariaman khususnya dan provinsi Sumatera Barat umumnya.

Sedikit penjabaran yang disampaikan oleh beliau mengenai kebutuhan ikan ditengah-tengah kalangan masyarakat dan penghasilan para nelayan di bidang ekonomi perikanan dan kelautan dikaji dari Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman lebih kurang 525.000 jiwa. Jika kita ambil angka 300.000 dari 525.000 orang yang makan ikan 50 gram/hari setiap orang, sisanya makan dengan menu makanan lainnya.

Dengan demikian daerah ini butuh ikan, 50 x 300.000 = 15.000.000 gram atau 15.000 kilogram ikan setiap harinya.

Apabila harga ikan laut terendah Rp 40.000/kg, maka belanja ikan setiap hari bagi 300.000 orang akan berjumlah 15.000 kg x 40.000 = Rp 600.000.000 setiap harinya.

Dan, jika dianjurkan makan ikan air tawar (kolam ikan dan keramba) dengan harga terendah Rp20.000/kg, maka butuh belanja bagi pemakan ikan sebanyak 15.000kg x Rp20.000 akan berjumlah Rp300.000.000 setiap harinya.

Berarti harga ikan laut, Rp40/gram dalam keadaan mentah. Setiap orang makan 1 hari, 2 atau 3 kali makan dengan hemat (bakulimek sapinjik sakali suok) dengan porsi 50 gram, maka butuh uang 50 gram x Rp40 = Rp2.000/setiap hari/orang.

Andaikata dalam satu KK minimal beranggota 5 orang, maka diperlukan Rp2.000 x 5 = 10.000 / hari, atau ikan air tawar Rp. 20 x 50 gram = Rp. 1.000 setiap orang per hari, hanya urusan makan ikan, belum termasuk beras, bumbu, belanja jajan, belanja anak yang sekolah, belanja suka duka, iuran, kredit finansial, dan kewajiban lainnya, ujarnya.

Lebih lanjut disampaikannya, Ikan mengandung gizi dan protein bagi seseorang untuk menambah pasokan unsur Inteligensi Quasimal (IQ)-nya, baik masih dalam kandungan, bayi, usia dini, remaja dan dewasa.

Rata-rata IQ seseorang berada di atas angka 80, sedangkan simpanse (kera dan monyet di bawah 60).

Dengan pembahasan tulisan di atas, terlahir dilema anjuran makan bergizi dan berprotein, dengan kenyataan di lapangan, dan solusinya mungkin tidak bisa hanya dijawab dengan tampilan baliho “Ayo makan ikan” atau mari kita bertanya kepada nelayan yang selalu bergoyang dihempas gelombang setiap hari mencari ikan di laut lepas, tutupnya.

Dengan gagasan tersebut diatas salah seorang tokoh ini layak dipertimbangkan untuk menjadi balon (Bakal calon) kepala daerah kabupaten Padang Pariaman yang akan datang.(Hari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *